Wanto Tirta
JERIT PETANI TEMBAKAU
menyusur kabutmu
langit pekat
aroma tembakau
menyusup relung jiwa
temanggung meratap
desah resah membasah
di relung jiwa
padang tembakau hijau
terasa galau
kelu di mulut
pedih di hati
senayan bersidang
adakah jerit di ladang
kan kau dengar
adakah pedih di dada
kan kau rasa
temanggung rintih sedu sepanjang kedu
mengawang langit
pada kabut abu-abu
jerit pilu bagai tersembilu
diujung malam
lenguh do'a jutaan petani tembau
terus mengangkangi langitMu
Tuhan di paluMu
nasib ribuan petani tembakau
berselimut dalam ketukanMu
temanggung, 24-12-2011
Wanto Tirta
SAJAK MINUM KOPI SORE DI TEMANGGUNG
di sela minum kopi sore
hujan membasahi temanggung
kabut menyelimuti hati petani
ladang tembakau yang hijau meluas
mau ditenggelamkan oleh kekuatan dahsyat
nyinyir suara melintasi ilalang
mencabik mimpi
jutaan petani yang menancapkan rejeki di ladang tembakau
menahan gundah
karena nasib sedang diusik
siapakah yang kan peduli
akankah bau wangi tembakau
masih menngharumkan kota temanggung
Temanggung, 24 Desember 2011
SINDORO
saat senja menuruni lereng sindoro
sisa batuk di sana
masih nampak terengah
aku menepi di sudut kotamu
memercik dingin wudhu
mengadu pada batas maghrib
sejuk kabut di pelupuk langitmu
sembab baru diguyur hujan
sindoro terperangah tanpa bulan
sesaat lagi aku merayapi
tengah cerita sisa lalu
ada tanya yang menggumblik di bibir malam
meski hanya teka teki yang kau muntahkan
sindoro, selamat jumpa pada malam desember ini
saat kau batuk kesekian kali
aku
mengeja namamu diantara nama-nama yang berseru
keagungan bakal menjawab
setiap apa yang tawarkan
sindoro, dikabutmu cerita makin seru
Temanggung, 24 Desember 2011
saat senja menuruni lereng sindoro
sisa batuk di sana
masih nampak terengah
aku menepi di sudut kotamu
memercik dingin wudhu
mengadu pada batas maghrib
sejuk kabut di pelupuk langitmu
sembab baru diguyur hujan
sindoro terperangah tanpa bulan
sesaat lagi aku merayapi
tengah cerita sisa lalu
ada tanya yang menggumblik di bibir malam
meski hanya teka teki yang kau muntahkan
sindoro, selamat jumpa pada malam desember ini
saat kau batuk kesekian kali
aku
mengeja namamu diantara nama-nama yang berseru
keagungan bakal menjawab
setiap apa yang tawarkan
sindoro, dikabutmu cerita makin seru
Temanggung, 24 Desember 2011
Wanto Tirta
SINDORO
saat senja menuruni lereng sindoro
sisa batuk di sana
masih nampak terengah
...
aku menepi di sudut kotamu
memercik dingin wudhu
mengadu pada batas maghrib
sejuk kabut di pelupuk langitmu
sembab baru diguyur hujan
sindoro terperangah tanpa bulan
sesaat lagi aku merayapi
tengah cerita sisa lalu
ada tanya yang menggumblik di bibir malam
meski hanya teka teki yang kau muntahkan
sindoro, selamat jumpa pada malam desember ini
saat kau batuk kesekian kali
aku
mengeja namamu diantara nama-nama yang berseru
keagungan bakal menjawab
setiap apa yang tawarkan
sindoro, dikabutmu cerita makin seru
Temanggung, 24 Desember 2011
saat senja menuruni lereng sindoro
sisa batuk di sana
masih nampak terengah
...
aku menepi di sudut kotamu
memercik dingin wudhu
mengadu pada batas maghrib
sejuk kabut di pelupuk langitmu
sembab baru diguyur hujan
sindoro terperangah tanpa bulan
sesaat lagi aku merayapi
tengah cerita sisa lalu
ada tanya yang menggumblik di bibir malam
meski hanya teka teki yang kau muntahkan
sindoro, selamat jumpa pada malam desember ini
saat kau batuk kesekian kali
aku
mengeja namamu diantara nama-nama yang berseru
keagungan bakal menjawab
setiap apa yang tawarkan
sindoro, dikabutmu cerita makin seru
Temanggung, 24 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar